Pages

Subscribe:

Jumat, 24 Februari 2012

musik

 MENURUT KU TENTANG MUSIK



Jika saya harus jumlah semuanya dalam satu kalimat dalam hal menggunakan musik orang lain akan hal ini: bahkan tidak pergi ke sana. Hampir semua yang Anda lakukan dengan bahan orang lain dapat dikenakan konsekuensi hukum. Aku mendongak peraturan di sini di YouTube dan itu sangat jelas dipotong bahwa ada nol toleransi.
Sekarang, Anda akan melihat kadang-kadang video akan ditandai untuk menggunakan lagu dari artis lain. Biasanya, hal terburuk yang akan terjadi adalah video Anda akan dibungkam ATAU jika Anda seorang ulangi beberapa pelaku YouTube mungkin menutup saluran Anda ke bawah.
Menurut pengalaman saya bahwa seniman yang paling baik-baik saja dengan musik mereka mendapatkan diputar di video orang lain, mereka hanya menambahkan iklan ke video Anda untuk mempromosikan lagu mereka. Setiap pelukis berbeda.
Ada ADALAH daerah abu-abu sekalipun!Wajar Penggunaan Bahan Copyright
Dalam beberapa kasus, Anda dapat menggunakan materi orang lain. Ini adalah mengambil keuntungan dari Hukum Penggunaan Fair. Anda bisa melihat lebih jauh untuk diri sendiri tetapi secara umum anda dapat pergi dengan menggunakan porsi kecil (sekitar 15 detik) dari video orang atau musik tanpa mendapatkan perhatikan oleh YouTube. Saya menghubungkan ini dengan mengutip kerja profesional ketika menulis makalah di perguruan tinggi.
Pada akhirnya, artis bisa membawa Anda ke pengadilan untuk bersaing masalah ini jadi di banyak situasi yang terbaik untuk menggunakan alternatif.Cara Kerja Sekitar Copyright Music di Videomusic notes1 300x300 Cara menggunakan musik royalti gratis di video pribadi Anda.
 




Volume Musik - Jika Anda membawa volume bawah di video Anda kadang-kadang akan pergi di bawah radar dengan kemampuan YouTube pemindaian. Bonus Tip: Aku telah memperhatikan bermain musik melalui speaker saat Anda sedang merekam video kadang-kadang dapat menyelinap kesenjangan (Kualitas tentu saja sangat berkurang)
Facebook Upload - Jika Anda hanya SAKIT untuk menggunakan lagu favorit Anda untuk posting blog video Anda dapat meng-upload video Anda ke Facebook dan kemudian menyalin kode embed ke website Anda. Tentu saja, Anda kehilangan demografi pemirsa dan total views data.
Minimalkan Length Penggunaan - Seperti yang saya dinyatakan di atas, dalam Undang-Undang Cukup Gunakan Anda dapat pergi dengan menggunakan porsi kecil dari musik sebuah artists 'yang masuk wilayah abu-abu dengan persyaratan hak cipta penggunaan.Solusi jangka panjang Ultimate untuk Musik Kebutuhan Anda
Pada awalnya oke untuk menggunakan karya cipta, tetapi sebagai berikut Anda tumbuh dan konten Anda menarik lebih banyak penonton Anda harus bergerak jauh dari menggunakan sepenuhnya. Jika Anda tidak membuat musik sendiri, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara terbaik untuk lanjut tentang hal ini. Berikut adalah beberapa sumber yang saya telah menemukan untuk menyediakan download musik gratis yang sepenuhnya sah untuk digunakan dalam video Anda!Royalti Gratis Musik
Royalti Musik Gratis pada dasarnya adalah musik yang bisa digunakan dalam kapasitas apa pun yang mereka inginkan. Ketika Anda melakukan video profesional penjualan atau pemasaran video Anda tidak harus menggunakan musik berhak cipta dalam bentuk apapun tanpa izin yang jelas dari artis.

MUSIK KERONCONG

 ASAL-USUL MUSIK KERONCONG

Sore yang cerah di Ruteng. Aku menemani Ucique Jehaun siaran sore. Kami sepakat untuk mengangkat tema Kepahlawanan, karena kebetulan hari ini adalah peringatan Peristiwa Sepuluh Nopember di Surabaya yang dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Untuk menyesuaikan dengan tema, Ucique mulai menempatkan lagu-lagu yang bernuansa kepahlawanan, kebetulan lagu-lagu yang pas dengan suasana dan rasa masa-masa itu adalah lagu-lagu keroncong. Maka, tak ayal lagi, mengudaralah lagu Jembatan Merah dan Sepasang Mata Bola.

Ternyata keasyikan irama keroncong menyergap kami, jadilah sepanjang acara itu sebagian besar lagu yang diputar adalah keroncong. Mus Mulyadi dengan Dewi Murninya (karena kami ingat teman kami Dewi Murni di Brazil), lalu Juwita Malam karena teman lama di Jakarta dan teman baru di Blitar berkomentar tentang lagu itu, yang katanya kegemaran mereka berdua. Demikian seterusnya sampai akhir acara.
Perbincangan saat on air memang cukup seru, tapi tak kalah pula perbincangan saat jeda alias off air. Ucique berkata syair lagu-lagu jaman dulu sangat indah dan romantis sehingga tak lekang oleh waktu. Aku pun merasa demikian. Syair lagu-lagu itu sungguh puitis dalam kesederhanaan pilihan katanya. Menyentuh hati di segala jaman.
Bicara tentang musik keroncong selalu mengingatkanku pada masa SD dulu. Bapakku adalah anggota group musik keroncong milik para guru. Seminggu sekali mereka latihan di kantor dinas P dan K. Acara ini menjadi istimewa bagiku karena dengan setengah memaksa bapak melibatkanku.
Setiap Kamis sore dengan berboncengan sepeda dia selalu membawaku latihan bersama para guru. Akulah satu-satunya murid di sana. Berhubung masih kanak-kanak, bapak memilihkan lagu yang sederhana cara menyanyikannya. “Mulai dengan irama Langgam saja.” Katanya. “Cara menyanyikannya gampang.” Dan “lagu kebangsaanku” adalah Pahlawan Merdeka. Setiap kali latihan lagu itulah yang harus aku nyanyikan. Entah berapa tahun aku menyanyikannya, tak kuingat dengan pasti. Setelah itu barulah aku menyanyikan Sepasang Mata Bola, Jembatan Merah, Bengawan Solo, Telaga Sarangan, Sangkuriang, sampai menginjak lagu yang lebih canggih yaitu Keroncong Bandar Jakarta, Dewi Murni, Kemayoran, dan lain-lainnya.

Meskipun awalnya terpaksa, lama-lama menjadi kebiasaan. Aku mulai suka lagu-lagu itu dan sering berlatih sendiri di rumah. Ini, sih sebetulnya lebih karena narsis, merasa punya suara sedikit lebih bagus dari adik-adikku dan diberi keistimewaan boleh bengak-bengok atas nama latihan. Tak ada juga yang protes karena adik-adikku punya kegemaran masing-masing, mungkin juga karena mereka tak mau jadi “korban” bapak berikutnya untuk dilatih menyanyi.
Tahun berganti, jenjang sekolah yang lebih tinggi membuatku melupakan latihan keroncong. Setelah kuliah dan kemudian pindah ke kota lain, acara menyanyi benar-benar berhenti. Semua waktu aku curahkan pada pekerjaan dan kuliah lanjutan yang kuambil. Sekali dua aku pernah juga dipaksa menyanyi, tapi dalam kurun 7 tahun mungkin tak lebih dari sebelah jari tangan. Teman-teman kantorku berkata, “Suaramu lumayan juga, kenapa tak sering-sering menyanyi?” Biasanya aku akan menjawab dengan berbagai alasan, yang masuk akal maupun tidak.
Ada masanya aku tak pernah menghabiskan satu lagu dengan tuntas, hanya mendendangkan refrain atau bahkan tak menyanyikan sebait pun. Lagu-lagu lewat tanpa kukenali jenis dan iramanya. Telingaku mendengarkan, namun rasaku tidak. Bapak beberapa kali bertanya,”Kamu masih suka menyanyi?” Dan kujawab tidak. “Kenapa tidak?” Kejarnya. Hmm….tak ada waktu, sibuk, tak ada lagu yang bagus, dan banyak macam alasan yang lain. “Mbok ikut koor. Kamu dulu, kan suka ikut koor.” Wah…, gimana, ya. Aku tak tertarik lagi menyanyi.

Lalu, waktu bergeser lagi. Seperti syair lagu Juwita Malam, beberapa bulan belakangan ini aku terpikat dan masuk perangkap….sehingga mulai mendendangkan lagu-lagu lagi. Kebetulan suamiku menginstall lagu-lagu bagus yang cocok dengan suasana hati dan telingaku. Jadilah acara bengak-bengok kembali muncul. Kali ini telinga Si Max yang menjadi kurban. Tapi dia tak merasa keberatan, kadang malah dia ikutan juga, dengan lagu-lagu kegemarannya yang diambil dari buku-buku latihan koor.
Sore kemarin membawaku pada kenangan masa kecil. Pada keindahan musik dan lagu yang pernah mengisi masa kecilku. Tentang bapak yang suka sedikit memaksa untuk belajar sesuatu. Teringat banyak protes yang aku layangkan pada beliau karena mendidikku melakukan banyak hal. Tapi sekaligus bersyukur karena dia memaksaku belajar banyak hal. Tak bisa kubayangkan bagaimana diriku dan adik-adikku bila orangtua kami tak bersikeras mendidik dengan cara mereka.

Saat menuliskan note ini aku menyenandungkan lagu Sepasang Mata Bola. Mendadak sebuah kerinduan membuncah, aku kangen bapakku, aku kangen omelan dan petuahnya yang menjadikanku kembali seperti anak kecil, dunia yang mendadak membuatku merasa beruntung dan bahagia karena pernah kujalani.